Aku ingat kau berlari
dalam sayap tawa
angin di antara kita
sepasang mata yang renyah oleh canda.
Aku berlari, terengah, mengejarmu
dahan-dahan pepohonan menamparku
menggigit kulitku yang terbakar matahari
kaki-kaki telanjang menyengat rerumputan.
Kaulah yang pertama membuatku gamang
Dengan cinta kosong, yang tidak tumbuh.
Aku ingat semuanya
kenekatanmu, caramu membuatku
tertawa.
Di malam hari aku akan bermimpi
saat terbaring dengan mulut nyalang
memimpikanmu,
dengan selangit imajinasi.
Berdua kita duduk di tepi air
memperhatikan alunan riak
yang kita ciptakan dengan kaki kita.
Namun aku tak mau melompat
dari jembatan batu tua itu
meskipun kau memohon dengan sangat.
Aku tak mau berjalan denganmu
menembus kegelapan malam
Kau memintaku berlari jauh
mengambil resiko, mencoba, hidup...
Kalau, sekarang, aku bisa melakukan semuanya lagi,
aku pasti akan mengabulkan permintaanmu.
Kau akan menemukanku di sisimu
berlari bersamamu dan bukan
di belakangmu.
Aku akan melakukan apapun sekarang
untuk bisa mendengar suaramu, napasmu
untuk melompat dari jembatan itu bersamamu
menyambut sengatan air yang dingin.
Di sana, kau masih terus hidup.
Di sana, di tempat itu
tempat kita bermain bersama,
kau begitu nyata, begitu hidup
dan aku adalah bayang-bayang tanpa hidup.
Kini sulit sekali rasanya untuk percaya
bahwa kaulah yang tanpa hidup,
tenggelam dalam bayang- bayang kenangan.
dalam sayap tawa
angin di antara kita
sepasang mata yang renyah oleh canda.
Aku berlari, terengah, mengejarmu
dahan-dahan pepohonan menamparku
menggigit kulitku yang terbakar matahari
kaki-kaki telanjang menyengat rerumputan.
Kaulah yang pertama membuatku gamang
Dengan cinta kosong, yang tidak tumbuh.
Aku ingat semuanya
kenekatanmu, caramu membuatku
tertawa.
Di malam hari aku akan bermimpi
saat terbaring dengan mulut nyalang
memimpikanmu,
dengan selangit imajinasi.
Berdua kita duduk di tepi air
memperhatikan alunan riak
yang kita ciptakan dengan kaki kita.
Namun aku tak mau melompat
dari jembatan batu tua itu
meskipun kau memohon dengan sangat.
Aku tak mau berjalan denganmu
menembus kegelapan malam
Kau memintaku berlari jauh
mengambil resiko, mencoba, hidup...
Kalau, sekarang, aku bisa melakukan semuanya lagi,
aku pasti akan mengabulkan permintaanmu.
Kau akan menemukanku di sisimu
berlari bersamamu dan bukan
di belakangmu.
Aku akan melakukan apapun sekarang
untuk bisa mendengar suaramu, napasmu
untuk melompat dari jembatan itu bersamamu
menyambut sengatan air yang dingin.
Di sana, kau masih terus hidup.
Di sana, di tempat itu
tempat kita bermain bersama,
kau begitu nyata, begitu hidup
dan aku adalah bayang-bayang tanpa hidup.
Kini sulit sekali rasanya untuk percaya
bahwa kaulah yang tanpa hidup,
tenggelam dalam bayang- bayang kenangan.
Batang,
15:27, 9 April 2012
0 komentar:
Posting Komentar