Diksi adalah pemilihan kata dan penyusunan kata dalam kalimat dalam sebuah naskah, termasuk di dalamnya naskah komedi.
Sebuah materi stand-up comedy boleh jadi lucu, diksi membuatnya lebih tajam. Saat melempar punchline pilihlah kata yang yang ear-cathcy, kalau bisa nyeleneh atau bahkan kontroversial.
Contohnya ada comic yang membawakan sebuah bit tentang kemacetan dan hubungannya dengan pedagang asongan. Kita tahu, bahwa jenis barang/makanan yang dijual oleh pedagang asongan itu banyak, namun comic tsb mengambil contoh ‘gemblong’ dalam bit-nya. Gemblong ketika diucapkan terdengar lucu, membuat bit-nya tentang kemacetan lebih tajam.
Contoh lain adalah Acho Muhadkly dengan bit-nya tentang ‘toilet masa depan’. Acho tidak menggunakan kata ‘toilet’ melainkan dia memilih ‘jamban’. Kata ini semakin menguatkan posisi Acho sebagai pakarnya lelucon ‘tongkrongan’ yang ‘Betawi banget’. Apalagi dalam kalimat lengkap Acho menambahkan kata ‘evolusi’.
Kalimat setup Acho dalam bit ini berbunyi: “Jamban, mengalami evolusi.” Kalimat ini lucu, karena pemilihan katanya menggabungkan antara bahasa sehari-hari dengan bahasa ilmiah, jenis diksi: kontradiksi. Dengan diksi yang tepat bahkan sebuah setup sudah memancing tawa.
Diksi juga bisa dipakai untuk menggambarkan dialek daerah tertentu. Seperti Orang Batak yang jarang sekali memakai kata ‘bagaimana’, mereka lebih suka ‘macam mana’.
Mongol pernah berkisah tentang Orang Batak yang bermain judi dan ‘mirit kartu’ lama sekali. Setelah itu kartu yang didapat ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mongol kemudian menggunakan kata ‘MELESET’ (dengan aksen Batak), penonton sontak tertawa. Pemilihan kata ‘MELESET’ ini sangat tepat, karena seperti kita ketahui Orang Batak mempunya ke-khas-an dalam menguncapkan vokal ‘e’. Lain halnya apabila yang dipilih adalah kata ‘GAGAL’, maka situasi tadi tidak tergambar dengan sempurna.
Diksi bisa meningkatkan rasa/feel dalam bit yang dibawakan. Untuk terlihat lebih nakal, Sammy mengganti kata ‘keperawanan’ dengan ‘selaput dara’. Atau Ence Bagus yang menggunakan kata ‘colokan’ dengan untuk menyatakan sumber listrik. Kata ‘colokan’ yang dipilih Ence bisa diarahkan ke hal-hal yang ‘menjurus’ sehingga materi terlihat lebih nakal.
0 komentar:
Posting Komentar